SELAMAT DATANG

bias-kasih mengucapkan " Terima kasih banyak untuk sahabat terkasih yang sudah berkenan meluangkan waktu untuk membuka konten ini." Tuhan memberkati sahabat semua di manapun berada.


Jumat, 03 Mei 2013

REFRENSI PUSTAKA ANDA

JANGAN TAKUT PERUBAHAN

by : PakCik Pekalongan
 
Mungkin anda adalah orang yang tidak senang dengan perubahan ? Jika ya, ingatlah bahwa seekor ulat hanya akan bisa jadi seekor kupu-kupu jika ia mau keluar dari kepompongnya. Seperti yang dikataka Yesus, zona nyaman itu ibarat unta sarat beban
( Mat 19:24 ),Unta hanya dapat masuk lobang tersebut saat dia melepaskan segala beban yang ada di pundak.
Berikut adalah jenis manusia yang membenci perubahan :
1.Si Skeptis. Dia sering mengatakan bahwa keberhasilan si A, si B atau yang lain hanyalah factor keberuntungan., bukan karena tekun dan kerja keras. “ Kalau saja ayahku sekaya ayah dia, akupun akan sukses…”Apa hebatnya dia “? Aku juga bias dst. Perhatikan statmen terakhir ini berbeda dengan “ Kalau dia bisa, akupun pasti bisa “ Si skeptis bukan hanya tidak mau ada perubahan, tapi dia juga berusaha mempengaruhi orang agar tidak perlu berubah.
2. Si anak mama/papa. Hidupnya ditentukan oleh orang lain, entah itu lingkungan terutama orang tua. Ketika kuliah, ia memilih jurusan yang ditentukan orang tuanya dan saat bekerja ia hanya sekedar mengerjakan apa yang menjadi tugas tanpa pernah memikirkan sebuah inovasi. Hampir semua keadaannya dikendalikan pihak lain dan tidak pernah menyiapkan diri untuk mandiri.
3. Si Penakut. Kata-kata favoritnya adalah, “ jangan-jangan”.. “ apa jadinya nanti kalau..” dst… Ia selalu takut dan kuatir akan hal-hal yang belum terjadi. Seperti sepuluh pengintai Israel, mereka hanya melihat sisi negative setiap hambatan. Kalau begitu terus kapan mau mulai. Wajar saja bila ketakutan itu muncul, tapi asal berani menghadapi dan tulus berharap pada Tuhan, pasti perasaan negative itu bisa ditundukkan.
4. Si Oportunis. Ia hanya selalu berkata bahwa dia sedang menantikan waktu yang baik dan tepat. Namun, kenyataannya tidak pernah ada waktu yang cukup baik baginya, akibatnya ia hanya akan selalu menunggu dan menunggu. Bahkan saat kesempatan baik itu benar-benar tiba, ia tak mampu mengenalinya dan kesempatan itupun berlalu.
5. Si Perfeksionis. Hari-harinya hanya dihabiskan untuk mencari rumusan yang paling tepat dan strategi yang terbaik. Dia tidak sadar bahwa segala sesuatu dijagat raya ini tidak ada yang sempurna. Anehnya saat dia menemukan satu rumusan yang terbaik, ia justru tidak segera menerapkannya tapi malah berusaha mencari kelemahannya. Tanpa disadari, seumur hdup ia hanya menghabiskan waktu mencari dan mencari tanpa pernah bertindak.
6. Si Ilmuwan. Ini adalah jenis orang yang selalu melihat buktinya dulu. Inilah yang membuat bangsa Yahudi tidak pernah sepaham dengan bangsa Yunani. Israel menerima Tuhan oleh karena percaya sedang Yunani harus melihat bukti. Ini dikarenakan bahwa bangsa Yunani adalah bangsa yang maju dalam pengetahuan dan kaya dalam filsafat. Orang sedemikian akan sukar untuk mengawali sebab selalu bertanya dan minta bukti. Andai dari 100 orang, hanya 5 orang yang mengatakan bahwa bisnis itu sulit dan sukar untuk sukses, si ilmuwan akan lebih berpegang pada 5 orang tadi disbanding dengan 95 orang yang berhasil.
7. Si Gampang Kapok. Satu kali memang orang ini berani mencoba, tapi begitu dia ketemu hambatan, ia segera mundur kembali ke kondisinya yang lama. Yang dibutuhkan sebenarnya adalah keberanian untuk mencoba kembali. Mana lebih setuju “ Mengapa tak dicoba”? atau “Di coba tak mengapa “. Tentu dicoba dulu, baru ketahuan apa keunggualan atau kekurangannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar